Minggu, 13 Juli 2014

Kaffarah

Dunia tak perlu tahu apa yang ku rasakan. Aku tak perlu memelas bercerita kepada mereka, hingga mereka merasa iba dan membelaku. Setiap orang meiliki penilaian masing-masing. Berbeda. Ya, karena setiap orang berbeda. Biarlah mereka tahu kenyataan yang sebenarnya. Tak perlu LEBAY, merengek-rengek . Kamu tahu Kaffarah? Ya, hukum sebab- akibat. Ingat? Allah itu Maha Adil, jikalau hati tak sanggup ingin mengadu, mengadulah padaNya. Ceritakan! Sesuka hatimu!
 Lalu mengapa aku harus mencari pembelaan? Mengadu kepada orang-orang yang jelas akan membelaku? Mencari-cari kesalahan orang lain. Ketahuilah! Apakah kamu mau aibmu diketahui orang banyak? Jangan jadi “Semut di sebrang lautan tampak, tetapi Gajah di pelupuk mata tak tampak” Ketika mereka menginjak-injakmu, kamu masih memilikiNya. Ya, Dia. Allah. Jangan main-main dengan hukumNya . Tidak sekarang, namun suatu saat nanti.
Jika kamu merasa disakiti, cobalah flashback. Mungkin kamu pernah melakukan hal yang sama, hingga orang lain berada di posisimu saat ini. Rasakanlah! Bagaimana rasanya? Kau suka? Setimpal? Adil bukan? J Itulah hidup. “Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit” *Tere Liye (Rembulan Tenggelam di Wajahmu).
Sebagaimana Allah telah menjelaskannya dalam surah Al-Zalzalah :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Dalam ayat-ayat ini Allah memperincikan balasan amal masing-masing. Maka barang siapa beramal baik, walaupun amalnya itu seberat atom atau karena terlalu kecil niscaya akan diterima balasannya, begitu pula yang beramal jahat walaupun seberat atom akan merasakan balasannya.
Allah Adil bukan? Ya, tentu saja. Bahkan dari setiap rasa sakit yang kau alami, sekecil apapun rasa sakit itu dapat meleburkan dosa, bukankah tidak ada yang sia-sia?.  Akan ada fase dimana semuanya akan berbalik pada diri sindiri, maka  berpikirlah terlebih dulu sebelum bertindak. Jangan terlalu bangga dengan kebahagiaanmu, jangan terlalu asik, hingga kau tak sadar telah melukai orang lain. Kau bersenang-senang, tertawa dengan orang yg kau kasihi. Tidak kah kau lihat di sisi lain ada orang yang terluka atas kebahagiaanmu. “bahagia di atas penderitaan orang lain”. Berhati-hatilah dengan do’a orang yang terdzalimi. Syukur bila dia bukan pendendam. Tetapi kembali lagi pada “kaffarah” semua akan diperhitungkan dan kamu akan mengerti. Ya, mengerti.  Mengerti bagaimana rasanya di posisi orang tersebut. Tunggu hingga saatnya tiba, suatu hari nanti.


;;

By :
Free Blog Templates